Bisnis-bisnis Kini Terjebak Dalam Perlombaan Senjata AI Yang Mahal
Menurut Jon Collins, seorang analis industri di firma riset Gigaom dengan pengalaman 35 tahun di bidang TI. Perlombaan ini dimulai dengan peluncuran ChatGPT pada akhir 2022, yang memicu munculnya berbagai sistem AI generatif lainnya. Sistem-sistem ini, yang digunakan oleh jutaan orang setiap hari untuk membuat seni, teks, atau video, menawarkan peluang besar bagi para pemimpin bisnis. AI generatif dapat mencerna dan menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar dengan cepat, melampaui kapasitas manusia.
Para pemimpin perusahaan menyadari potensi AI untuk memberikan keunggulan kompetitif, baik melalui terobosan penelitian maupun penghematan biaya melalui otomatisasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. Di sektor farmasi, misalnya, AI digunakan untuk menemukan senyawa baru yang dapat mengobati penyakit, meskipun proses ini sangat mahal dan membutuhkan ilmuwan data serta insinyur model yang memahami bidang farmasi.
Andrew Rogoyski, direktur inovasi di Surrey Institute for People-Centred AI di Universitas Surrey, menyoroti tantangan dalam menemukan tenaga kerja berketerampilan tinggi yang diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan sistem AI. Gaji untuk tenaga ahli ini sangat tinggi karena permintaan yang besar. Selain itu, akses ke infrastruktur fisik yang diperlukan untuk AI skala besar juga menjadi tantangan, dengan biaya perangkat keras komputer yang sangat tinggi.
Teknologi AI ini muncul dengan cepat, berbeda dengan teknologi sebelumnya seperti internet yang berkembang lebih lambat. Perusahaan besar mungkin memiliki sumber daya untuk mengadopsi AI, tetapi perusahaan kecil sering kali menghadapi kesulitan. Misalnya, startup Italia Restworld, yang bergerak di bidang rekrutmen staf katering, sedang mempertimbangkan penggunaan AI untuk membangun chatbot. Namun, biayanya bisa sangat besar, sehingga mereka fokus pada masalah yang lebih sempit seperti membantu kandidat menyajikan pengalaman mereka dengan lebih baik.
AI juga dapat membantu dalam mengotomatisasi dan menyesuaikan proses wawancara, mempercepat keseluruhan proses rekrutmen. Meskipun demikian, banyak perusahaan besar terus menginvestasikan dana dalam proyek-proyek AI tanpa kejelasan hasil yang akan dicapai. Rogoyski menyatakan bahwa penerapan AI saat ini berada dalam "fase eksperimental Darwinian," di mana hasil akhirnya masih sulit diprediksi. Namun, menurutnya, kita harus menjalani proses ini karena tidak ada pilihan lain.